Sabtu, 10 Maret 2012

KISAH PEMUDA DENGAN BIDADARI BERMATA JELI

Abdul Wahid bin Zaid berkata, “Ketika kami sedang duduk-duduk di majelis kami, aku pun sudah siap dengan pakaian perangku, karena ada komando untuk bersiap-siap sejak Senin pagi. Kemudian saja ada seorang laki-laki membaca ayat, (artinya) ‘Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin jiwa dan harta mereka dengan memberi Surga.’ (At-Taubah: 111). Aku menyambut, “Ya, kekasihku.”Laki-laki itu berkata, “Aku bersaksi kepadamu wahai Abdul Wahid, sesungguhnya aku telah menjual jiwa dan hartaku dengan harapan aku memperoleh Surga.”

Aku menjawab, “Sesungguhnya ketajaman pedang itu melebihi segala-galanya. Dan engkau sajalah orang yang aku sukai, aku khawatir manakala engkau tidak mampu bersabar dan tidak mendapatkan keuntungan dari perdagangan ini.”
Laki-laki itu berkata, “Wahai Abdul Wahid, aku telah berjual beli kepada Allah dengan harapan mendapat Surga, mana mungkin jual beli yang aku persaksikan kepadamu itu akan melemah.” Dia berkata, “Nampaknya aku memprihatinkan kemampuan kami semua, …kalau orang kesayanganku saja mampu berbuat, apakah kami tidak?” Kemudian lelaki itu menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah kecuali seekor kuda, senjata dan sekedar bekal untuk perang. Ketika kami telah berada di medan perang dialah laki-laki pertama kali yang tiba di tempat tersebut. Dia berkata, “Assalamu ’alaika wahai Abdul Wahid,” Aku menjawab, “Wa’alaikumussalam warahmatullah wa barakatuh, alangkah beruntungnya perniagaan ini.”

Kemudian kami berangkat menuju medan perang, lelaki tersebut senantiasa berpuasa di siang hari dan qiyamullail pada malam harinya melayani kami dan menggembalakan hewan ternak kami serta menjaga kami ketika kami tidur, sampai kami tiba di wilayah Romawi.

Ketika kami sedang duduk-duduk pada suatu hari, tiba-tiba dia datang sambil berkata, “Betapa rindunya aku kepada bidadari bermata jeli.” 

Kisah Seorang Yang Syukur dan Dua Temannya Yang Kufur



Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu., Rasulullah salallahu alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), "Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil yang belang, botak, dan buta. Allah bermaksud menguji mereka, maka Allah mengutus malaikat kepada mereka.

Malaikat itu datang kepada Si Belang dan bertanya, 'Apakah sesuatu yang paling engkau inginkan?'
Si Belang menjawab, 'Saya menginginkan paras yang tampan dan kulit yang bagus serta hilangnya penyakit yang menjadikan orang-orang jijik kepadaku.'
Maka, malaikat itu lantas mengusap Si Belang. Seketika itu hilanglah penyakit yang menjijikkan itu serta ia diberi paras yang tampan dan kulit yang bagus.
Malaikat itu bertanya lagi, 'Harta apakah yang paling engkau senangi?'
Si Belang menjawab, 'Unta (atau ia mengatakan sapi).'
Kemudian, ia diberi unta yang bunting sepuluh bulan, dan malaikat tadi berkata, 'Semoga Allah memberi berkah dan rahmat atas apa yang engkau terima.