Jumat, 29 Januari 2016

Kenapa Mereka Begitu Bahagia..?

Sebuah Renungan . . .

Aku melihat hidup orang lain  begitu nikmat,
Ternyata ia hanya menutupi kekurangannya tanpa berkeluh kesah..

Aku melihat hidup teman-temanku tak ada duka dan kepedihan,
Ternyata ia hanya pandai menutupi dengan mensyukuri..

Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian,
Ternyata ia begitu menikmati badai cobaan dalam kehidupannya..

Aku melihat hidup sahabatku  begitu sempurna,
Ternyata ia hanya berbahagia  menjadi apa adanya..

Aku melihat hidup tetanggaku  beruntung,
Ternyata ia selalu tunduk pada Allah untuk bergantung..

Setiap hari aku belajar memahami dan mengamati setiap hidup orang yang aku temui..
Ternyata aku yang kurang mensyukuri nikmat-Mu..
Bahwa di belahan dunia lain masih ada yang belum seberuntung yang aku miliki saat ini..

Dan satu hal yang aku ketahui, bahwa Allahu Rabbi tak pernah mengurangi ketetapan-Nya.
Hanya aku lah yang masih saja mengkufuri nikmat suratan takdir-Nya...

Maka aku merasa tidak perlu iri hati dengan rezeki orang lain..

Mungkin aku tak tahu di mana rezekiku.. Tapi rezekiku tahu di mana diriku. Dan pasti dia akan menemuiku..

Dari lautan biru, bumi dan gunung, Allah Ta'ala telah memerintahkannya menuju kepadaku...

Allah Ta'ala menjamin rezekiku, sejak 4 bulan 10 hari aku dalam kandungan ibuku..

Amatlah keliru bila bertawakkal rezeki dimaknai dari hasil bekerja..
Karena bekerja adalah ibadah, sedang rezeki itu urusan-Nya..

Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah kekeliruan berganda..

Manusia membanting tulang, demi nominal simpanan gaji, yang mungkin esok akan ditinggal mati..

Mereka lupa bahwa hakekat rezeki bukan angka yang tertulis dalam buku tabungan, tapi apa yang telah dinikmati dan digunakan..

Rezeki tak selalu terletak pada pekerjaan kita, Allah menaruh sekehendak-Nya..

Diulang bolak balik 7x shafa dan marwa, tapi zamzam justru muncul dari kaki sang  bayi, Ismail a.s.

Ikhtiar itu perbuatan.. Rezeki itu kejutan..
Dan yang tidak boleh dilupakan, tiap hakekat rezeki akan ditanya kelak..
"Darimana dan digunakan untuk apa"
Karena rezeki hanyalah "hak pakai", bukan "hak milik"...

Halalnya saja dihisab..dan haramnya diadzab..!

Maka, aku  tidak boleh merasa iri pada rezeki orang lain..

Bila aku iri pada rezeki orang lain, sudah seharusnya juga iri pada takdir kematiannya..

astaghfirullaah al adzim.. Semoga bermanfaat...

:: Disarikan dari beberapa sumber, dengan perubahan seperlunya ::




Kamis, 21 Januari 2016

Pacaran Penyebab Belajar Berantakan

Coba saja mereka yang terlena dengan pacaran ditanya: "mengapa kamu pacaran..?" Pasti banyak sekali argumen yang diberikan, bahkan mungkin ayat Al Qur'an juga dikeluarkan untuk mendukung pendapat mereka.

"Lho, bukannya kita disuruh oleh Allah untuk saling mengenal satu sama lain..? Antar bangsa, antar manusia, juga antar lawan jenis, ini juga salah satu bentuk kasih sayang antar sesama dan menyebarkan Ukhuwah Islamiyah".

Kata mereka belajar jadi Oke...!?
Kata orang banyak, pacaran bisa membuat hidup lebih indah, salah satunya merubah minat belajar. Mereka yang sebelumnya ogah ogahan melihat buku bacaan dan belajar sekolah mendadak berubah menjadi gila baca setelah pacaran. Kalau bukan karena pingin disanjung pacarnya, mungkin karena ia tidak ingin terlihat kuper di mata pacarnya.

Terlebih lagi dengan pacaran bisa belajar bersama, benarkah..? Inikah metode yang jitu untuk mendongkrak semangat belajar..? Lelaki dan perempuan berduaan belajar bersama. Ibu, bagian, saudara, pembantu dan penghuni rumah yang lain menyingkir untuk memberikan 'privacy'.
Niat mereka baik agar keduanya bisa lebih konsentrasi, lebih semangat dan tidak terganggu dalam belajar bersama.

Benarkah demikian..? Mereka berdua akan berhasil dengan belajar bersama seperti ini..? Akankah mereka menjadi pinter dan semakin semangat..? Berdua dua-an..? Tidak. Sama sekali tidak...!

Pacaran hakekatnya bikin belajar berantakan.
Alasan di atas sangat dibuat-buat. Sebab selama ini belum pernah ditemukan fakta orang menjadi dokter, insinyur atau arsitek gara gara punya pacar. Sebaliknya, justru banyak orang yang gagal studi karena pacaran. Alasan ini mungkin hanya kebetulan saja, dan tidak berlaku pada banyak orang.

Tidak ada kamusnya pacaran dapat memacu semangat belajar. Justru dengan pacaran, studi bisa amburadul dan berantakan. Setiap kali berniat mau belajar, selalu saja terbayang wajah pacar yang imut dan nggemesin.
Pikiran tidak bisa konsen karena seluruh energi digunakan untuk memikirkan sang pacar. "Eh, dia sedang apa ya...? Tanya kabar ah, via wa atau chat bbm". Selalu seperti itu. Apalagi kalau tipe orang yang obsesif, yaitu orang yang sangat tergantung dengan sang pacar. Foto pacar dipajang di seluruh tempat yang bisa dilihat, di dinding, di meja belajar, di buku sampai dijadikan wallpaper di smartphone-nya. La terus, kapan belajarnya..?
Belum lagi kalau menghadapi malam mingguan, sangat menyita tenaga, pikiran, bahkan harus rela merogoh kantong semakin dalam.

Ingatan tentang pacar lebih mendominasi otak, dari pada yang lainnya. Jika ditanya sedikit saja tentang seluk beluk pacarnya seribu satu jawaban akan digulirkan. Bahkan yang tidak ditanya ikut juga dijawab. Tetapi ketika ditanya tentang sebuah teori atau rumus matematika dan fisika, atau pelajaran lain, jawabannya cuma satu, "Wah, aku udah lupa tuh...".

Yah..., gitu kok ngaku tambah semangat belajar. Kalau seperti itu berarti belajar jadi KO bukan jadi OK.



Rabu, 20 Januari 2016

Tanda-tanda kiamat yg kecil

Dari banyaknya dalil dalil yang menjelaskan tentang tanda tanda kiamat untuk lebih memudahkan dalam pembahasan nya maka tanda tanda kiamat dibagi menjadi 4 poin :
1. Tanda tanda kecil yang telah terjadi. 
2. Tanda tanda kecil yang telah terjadi dan masih berlangsung serta terkadang terulang lagi. 
3. Tanda tanda kecil yang belum terjadi. 
4. Tanda tanda kiamat besar. 

1. Tanda tanda kecil yang telah terjadi dan tidak akan terjadi lagi

A. Diutusnya Rasulullah dan wafatnya beliau.
Diutusnya rasulullah sebagai nabi dan rasul terakhir merupakan tanda telah dekatnya akhir zaman dan terjadi kiamat. 
Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari-Muslim dari Sahabat Sahl bin Said beliau berkata :  
بعثت أنا والساعة كهاتين ويشير بإصبعيه يمدهما
 Aku mendengar Rasulullah bersabda : "Aku diutus dengan terjadinya hari kiamat seperti 2 jari ini, sambil beliau menunjuk dan membentangkan dua jarinya

Diutusnya Rasulullah merupakan tanda dimulainya akhir zaman dan telah dekatnya hari kiamat. 
Imam Ahmad meriwayatkan dalam musnadnya dan hadits nya adalah shahih dari Abu Hurairah, bahwasannya Rasulullah bersabda :
بعثت في نسم الساعة
"Aku diutus di awal tanda kiamat". 
Bersambung...

Selasa, 19 Januari 2016

Parade Salib vs Parade Tauhid

:: Parade Salib vs Parade Tauhid ::
Jika parade Salib dibalas dengan parade Tauhid, hanya untuk sekedar show of force, secara tidak sadar, kaum Muslimin latah ikut ikutan metode mereka. Tujuan utama dakwah bukanlah untuk banyak banyakan pengikut. Islam punya cara tersendiri untuk menunjukkan keindahan, kekuatan dan keagungan ajarannya. Maka dalam menyebarkannya, hendaknya mengikuti apa yang sudah diajarkan dan dicontohkan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya melalui kemulyaan akhlaq, kejujuran, keistiqomahan dalam mengikuti sunnah, dll. Adapun soal pengumpulan massa, bisa diadakan tabligh akbar, kegiatan sosial yang dikemas secara massal seperti khitanan massal, nikah massal, bazar sembako murah, dll. Dan pada hari raya, mengajak saudara Muslim untuk shalat berjamaah di lapangan, tebar daging kurban, atau yang bisa diadakan setiap hari dengan mengajak saudara saudara Muslim berbondong bondong menuju Masjid untuk shalat berjamaah.