Ustadz Aan Chandra Thalib حفظه الله تعالى*
Tak ada musibah yang lebih berbahaya dari penjajahan hati. Dia bahkan lebih berbahaya dari penjajahan sebuah bangsa. Karena orang yang hatinya terjajah akan membiarkan bangsanya terjajah.
*Rasulullah* _Shallallahu ‘alaihi wasallam_ bersabda:
*ألا وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله وإذا فسدت فسد الجسد كله ألا وهي القلب*
Artinya: *_” Ketahuilah, sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila dia baik maka jasad tersebut akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila dia buruk maka jasad tersebut akan menjadi buruk, Ketahuilah segumpal daging tersebut adalah “Qolbu” yaitu hati.”_* (Hadis Riwayat Bukhori )
Tak heran bila *Imam Ibnul Qoyyim* mengatakan, *_“Orang yang hatinya tertawan dialah tawanan yang sesungguhnya”_*
*Hati yang terjajah adalah hati yang dibutakan oleh kecintaan terhadap dunia, baik cinta pada popularitas, harta, tahta dan wanita*. Cinta itu pulalah yang membuat hati manusia berpaling dari ketaatan pada Allah hingga tak mampu membedakan antara atara perintah dan larangan, antara sunnah dan bid’ah. Cinta ini kemudian menyeret banyak manusia pada kesyirikan dan kedzaliman.
Bila sebuah bangsa disesaki oleh hati-hati yang terjajah, maka tidak mustahil bangsa tersebut akan dijual pada bangsa lain, atau paling tidak hati-hati yang terjajah itu akan menjadi pintu penjajahan bangsa lain terhadap bangsa sendiri.
Dan bila itu terjadi, maka tak ada lagi nasehat yang paling ampuh bagi hati-hati itu kecuali kematian.
Sudah saatnya revolusi hati
Sumber : BBG Al-ilmuCom