Sabtu, 22 Juni 2013

Selektif Dalam Memilih Teman Bergaul




عَنْ اَبِى مُوْسَى عَنِ النَّبِيّ قَالَ: اِنَّمَا مَثَلُ اْلجَلِيْسِ الصَّالِحِ وَ اْلجَلِيْسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ اْلمِسْكِ وَ نَافِخِ اْلكِيْرِ. فَحَامِلُ اْلمِسْكِ اِمَّا اَنْ يُحْذِيَكَ وَ اِمَّا اَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَ اِمَّا اَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا طَيّبَةً. وَ نَافِخُ اْلكِيْرِ اِمَّا اَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَ اِمَّا اَنْ تَجِدَ رِيْحًا خَبِيْثَةً. مسلم 4: 2026

Dari Abu Musa, dari Nabi Shalallahu alaihi wa sallam beliau bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan teman duduk yang baik dan teman duduk yang buruk adalah seperti pembawa minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun pembawa minyak wangi, boleh jadi ia akan memberimu atau kamu akan membeli (minyak wangi) darinya, atau kamu akan mendapati bau harumnya. Adapun tukang pandai besi, boleh jadi akan membakar pakaianmu, atau kamu akan mendapatkan bau busuknya". [HR. Muslim juz 4, hal. 2026]
الْمَرْءُ عَلىَ دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِل
Rasulullah bersabda : “Seseorang itu mengikuti agama sahabatnya. Maka, hendaklah kalian memperhatikan siapa sahabat kalian”. HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927

Rasulullah bersabda : “Janganlah anda berteman melainkan dengan orang mukmin dan janganlah memakan makananmu, kecuali orang bertaqwa”. HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Abu Dawud dengan sanad yang hasan.

Berkata Umar bin Khathab : “Janganlah anda berjalan bersama orang fajir (yang bergelimangan dalam dosa), karena dia akan mengajarkan kepada anda perbuatan dosanya.

Berkata Muhammad bin Wasi' : “Tiadalah tersisa dari kenikmatan dunia, selain shalat berjama'ah dan berjumpa dengan teman (yang shalih)”.

Berkata Bilal bin Sa'ad : “Saudaramu yang selalu mengingatkanmu akan kedudukanmu di sisi Allah adalah lebih baik bagimu daripada saudaramu yang selalu memberimu dinar (harta benda)”.

Berkata sebagian salaf : “Orang yang paling lemah (tercela), yaitu orang yang tidak mau mencari teman (yang baik). Dan yang lebih lemah (tercela) daripadanya, ialah orang -yang apabila telah mendapatkan teman (yang baik)- ia menyiakannya.

Alangkah bahagianya, apabila kita diberi rezki oleh Allah berupa teman yang shalih. Teman yang selalu mengingatkan dan menasihati kita untuk tetap istiqamah, sehingga kita selamat dari api neraka dan masuk ke dalam surga. Itulah teman yang baik dan bermanfaat di dunia dan akhirat.

  disarikan dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar